Ya Illahi Robbi,,, Izinkanlah jika tiba saatnya aku jatuh cinta Sandingkanlah aku dengan seorang Yang menutupi kekurangku dan bukan kekosonganku Agar hatiku tidak pernah hampa dalam mengingat-Mu Ya Ilahi Robbi… Izinkanlah aku jatuh cinta Pilihkanlah untukku Seorang yang selalu terjaga hatinya pada-Mu Yang bisa menyejukkan disaat gundah gulana Dan mengingatkanku disaat mulai salah tujuan Sehingga membuatku semakin memuji-Mu Ya Illahi Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Pertemukan aku dengan seorang Yang hatinya selalu terpaut pada-Mu Agar semakin bertambah cintaku pada-Mu Ya Illahi Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Maka jadikanlah kekagumamku akan kecantikannya Membuatku semakin mengagumi akan ke-Esaan-Mu
Ya Illahi Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Izinkan aku di cintai seorang Yang bisa menerima segala kekuranganku Agar kami bisa menerima setiap cobaan dari-Mu
Ya Robbi,,, Aku memohon pada-Mu Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Maka jadikanlah cinta itu sebagai penguat cintaku pada-Mu Dan jangan dengan cinta itu, membuatku lupa akan diri-Mu
Ya Illahi Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Peliharalah cintaku padanya Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Genangi hati sanubariku dengan Asma-Mu Agar rasa cintaku pada-Mu tetap utuh…
Ya Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Maka pertemukanlah kami dalam naungan cinta-Mu Berikan kami kesempatan Untuk terus meningkatkan cinta pada-Mu Ya Illahi Robbi,,, Jika tiba saatnya aku jatuh cinta Jangan pernah engkau memalingkan wajah-Mu Anugerahkanlah aku dengan rahmat-Mu Dan peliharalah rasa cinta ini Kepada yang telah Engkau takdirkan Cinta suci yang menyejukkan hati Dan tak akan hilang seiring waktu… Amin…
Rabu, 23 Juni 2010
** CINTA Adalah Pengantin Surga ***
“Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah,” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin
Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya. Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.
Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.
Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cintapun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi menjelma menjadi kenyataan.
Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejab, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.
Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…
Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.
Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya diapun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya.
Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, karena kalau tidak, justru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.
Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang ’back street’ tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.
Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencanapun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:
”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”
Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.
“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”
Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.
Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.
“Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.
Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.
Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah, dan dada tak sanggup lagi menahahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudlu. Shalatlah dia dikegelapan gulita, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.
Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaanNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.
Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.
Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.
“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di alam mimpinya.
Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:
Kasih…
cinta yang terindah adalah mencintaimu,
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.
Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu
burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.
Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”
Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:
Aku berada dalam kenikmatan
dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir
berada dalam syurga abadi yang dijaga
oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa
yang akan menunggu kedatanganmu,
wahai kekasih…
“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya
“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.
“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan
“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.
Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.
Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).
Menata Hati
Terkadang aku menjadi begitu lelah, terutama dalam menata hati.
Ada banyak bagian yang begitu susahkumengerti, ntah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami.
Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu, atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa.
Jumat, 04 Juni 2010
●●KETIKA MANUSIA MENJADI ………..●●
Manusia hidup di dunia ini tidak bisa lepas dari masalah. Baik masalah itu menyenangkan atau tidak. Ketika kita menghadapi sesuatu yang menyenangkan dengan sombongnya kita mengucapkan “ inilah karuniaku,…………… berkat ketabahanku, kesabaranku, ketangguhanku, keistiqomahanku, kepandaianku dan berkat doa – doa yang aku panjatkan tiap hari sekarang Allah mengabulkannya, sungguh indah hidup di dunia ini ketika kita dekat dengan Allah Sang pemilik detak jantung “.
Ketika sesuatu yang tidak menyenangkan datang, dengan sombongnya kita juga akan berkata “ kenapa ini harus terjadi padaku………………, padahal tiap hari aku sudah melakukan ibadah dengan tertib, melakukan hal – hal yang baik.
Masih saja ini di berikan kepadaku……… ah, Tuhan sungguh tidak adil.” Ketika makhluk yang namanya “ MUSIBAH “ datang, dengan angkuhnya kita bilang “ yaa Allah kenapa ini harus terjadi padaku. Apa kesalahan yang telah aku lakukan, apa dosa yang telah aku perbuat sehingga musibah ini harus kau berikan kepadaku.
“ KETIKA AKU TIDAK JADI BERSANDING DENGAN ORANG YANG AKU CINTAI DI PELAMINAN DENGAN AROGANNYA AKU BERKATA : “ Yaa Allah kenapa kau tumbuhkan cinta ini jika akhirnya aku tidak bisa bersanding dengan orang yang aku cintai, kau goreskan cinta ini di dalam jiwaku, kau ukir namanya di dalam hatiku selama 8 tahun dan akhirnya kau berikan dia kepada orang lain.
katamu “ berdoalah kepadaku niscaya aku kabulkan “. aku sudah berdoa, aku sudah memohon, aku sudah berusaha tapi kau biarkan aku sakit hati. Kenapa aku harus menyembahmu kalau kau ini suka menyakiti hati. lihat saja akan aku hancurkan dunia ini, akan aku porak porandakan bumi ini, Akan aku hajar siapapun yang berani menantangku. Ketika Tuhan belum mengabulkan permintaan kita dengan mesranya kita bilang “ Tuhan kok pelliitt bangettt sih………… apa sih susahnya memberikan itu kepadaku. Kalau seperti itu aku tidak akan berdoa lagi………….
Ya biarin dia maha tahu tanpa mintapun dia sudah tahu, dari pada aku minta terus dan akhirnya hanya akan menyebabkan jengkel saja. Katanya Dia maha pengasih dan penyayang, kok aku ndak di kasih dan di sayang.
“ Dan Tuhanpun berkata : Jangan kamu ajari AKU tentang apa yang menjadi kebutuhanmu. AKUu lebih paham dengan apa yang menjadi kebutuhanmu…………………. Dengan doamu tiap hari kau menuduhKU TULI karena kamu menganggap AKU tidak mendengarkan doa / permintaanmu. Dengan doa yang kau panjatkan tiap hari kau menuduhKU BODOH karena kau berusaha mengajariku tentang kebutuhanmu padahal AKU lebih tahu. Dengan doa yang kau panjatkan tiap hari kau menuduhku PELIT dan TAK TAHU DIRI gara – gara AKU belum memberikan apa yang kamu minta.
Wahai anak manusia berdoalah kepadaKU karena AKU yang menyuruh kamu untuk berdoa, bukan karena kamu mengajariku, bukan karena kamu yang lebih tahu apa yang menjadi hajadmu. Wahai orang – orang brengsek seperti aku …………….. Wahai orang – orang sableng seperti aku ………………. Wahai orang – orang yang menganggap dirinya hebat …………..
Jangan kau paksa Tuhan untuk mengabulkan permintaanmu yang aneh – aneh, Dia punya waktu sendiri untuk menjawabnya, Dia punya cara sendiri untuk mengabulkan doa – doamu, Dia yang kuasa bukan kamu, Apa kamu ini sudah sakti kok berani menantang Dia, Mau ……, kamu di masukkan ke dalam neraka………….? Terkena percikan api rokok saja kamu sudah merasa panas, Bagaimana mungkin kamu berani menantangnya…..